TIMES GRESIK, GRESIK – Upaya meningkatkan hasil panen udang di Kabupaten Gresik terus dilakukan. Salah satunya melalui program pemberdayaan petambak yang melibatkan tim peneliti dari sejumlah perguruan tinggi (PT) di Jawa Timur.
Tim Peneliti dari Departemen Akuakultur Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga bersama Fakultas Perikanan dan Peternakan Universitas Islam Lamongan ini memberikan edukasi terkait produksi probiotik dan imunostimulan berbahan dasar Chlorella vulgaris.
Program ini menyasar petambak di Desa Mojoasem Kecamatan Sidayu dan Pangkahwetan Kecamatan Ujungpangkah. Dua wilayah itu merupakan sentra penghasil udang di Kota Pudak.
Ketua tim peneliti, Prof. Gunanti Mahasri menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari skema pengembangan desa binaan yang bertujuan tidak hanya meningkatkan produktivitas tambak udang secara berkelanjutan.
Selain hal itu, tim peneliti juga akan tetapi juga membangun kemandirian petambak dalam mengelola kebutuhan pakan dan kesehatan lingkungan budidaya.
“Chlorella vulgaris memiliki potensi besar sebagai sumber alami probiotik dan imunostimulan. Jika petambak bisa memproduksinya secara mandiri, maka akan mengurangi ketergantungan terhadap produk komersial dan sekaligus menurunkan biaya produksi,” katanya, Jumat (20/6/2025).
Dalam kegiatan tersebut, hadir pula mitra pemberdaya dari Fakultas Perikanan dan Peternakan Universitas Islam Lamongan (UNISLA).
Dekan FPP UNISLA, Faisol Mas’ud memberikan menegaskan pentingnya sinergi antarperguruan tinggi untuk menghadirkan solusi aplikatif bagi masyarakat pesisir.
“Kami melihat bahwa pemberdayaan semacam ini selaras dengan visi pengabdian kepada masyarakat. Transfer teknologi yang dilakukan UNAIR hari ini sangat kami apresiasi, dan kami siap untuk mendampingi para petambak dalam pengembangan teknis ke depan,” ujar Faisol.
Program ini diikuti oleh sejumlah petambak yang tergabung dalam POKDAKAN dari dua desa binaan. Selain sosialisasi dan pelatihan pembuatan kultur Chlorella, peserta juga diajak melakukan praktik langsung dalam menyiapkan medium, sterilisasi, hingga teknik aplikasi ke kolam budidaya.
"Melalui pendekatan partisipatif dan berbasis ilmu pengetahuan, kegiatan ini diharapkan menjadi model pemberdayaan berkelanjutan yang dapat direplikasi di wilayah lain, khususnya di kawasan pesisir dengan potensi akuakultur yang tinggi," ucapnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Tim Peneliti Dampingi Petambak Gresik Belajar Produksi Probiotik untuk Udang
Pewarta | : Akmalul Azmi |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |