TIMES GRESIK, PACITAN – Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan mencatat total 258 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang Januari hingga April 2025.
Angka ini merupakan hasil verifikasi dari laporan sebelumnya yang mencakup 336 kasus, termasuk pasien suspek.
“Sampai saat ini ada 258 kasus,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pacitan, Nur Farida saat dikonfirmasi, Selasa (6/5/2025).
Farida menjelaskan bahwa penurunan jumlah kasus tersebut dipengaruhi beberapa faktor, utamanya kondisi cuaca serta peran aktif masyarakat dalam gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sehingga tren kasus DBD mulai melandai dalam beberapa minggu terakhir.
“Untuk tren Alhamdulillah menurun, tapi seminggu terakhir ini hujan mulai turun kembali sehingga mohon kewaspadaan ditingkatkan kembali,” imbau Farida.
Meski ada tren penurunan, ia mengingatkan agar masyarakat tidak lengah, terutama di wilayah yang selama ini dikenal sebagai daerah rawan penyebaran DBD seperti Kecamatan Tegalombo dan beberapa kecamatan lainnya.
“Jumlahnya ada 33 pasien hingga akhir April 2025,” tambahnya.
Menurutnya, keberhasilan dalam menurunkan kasus DBD juga didukung masifnya kampanye pencegahan dan edukasi melalui gerakan 3M, yakni menguras tempat penampungan air, menutup rapat-rapat tempat penampungan air, serta mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk.
Namun upaya tidak berhenti di situ. Dinkes Pacitan juga terus mendorong berbagai langkah pendukung lainnya seperti pemakaian obat nyamuk, pemeliharaan ikan pemakan jentik di kolam-kolam, pemasangan kawat kasa di jendela dan ventilasi rumah, serta pembersihan talang air secara berkala.
Farida menegaskan bahwa fogging atau pengasapan hanya akan dilakukan dalam kondisi tertentu. Langkah ini tidak dijadikan solusi utama mengingat sifatnya yang sementara dan dampaknya terhadap lingkungan serta kesehatan.
“Pacitan masih masuk zona endemis DBD. Maka PSN harus dijalankan secara rutin dan tidak boleh bergantung hanya pada fogging,” tegasnya.
Ia pun mengajak masyarakat untuk aktif memeriksa lingkungan sekitar secara berkala guna memastikan tidak ada tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
“Rutinkan kembali PSN. Cek halaman, talang air, tempat penampungan air, dan benda-benda bekas yang bisa menampung air hujan. Ini tanggung jawab bersama,” pungkas Farida.
Oleh sebab itu, Dinkes Pacitan berharap kesadaran warga semakin tinggi agar kasus DBD tidak kembali melonjak dengan disiplin menjaga kebersihan lingkungan demi mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti ini. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Waspada, Kasus DBD di Pacitan Sudah Tembus 258 Pasien
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |