TIMES GRESIK, GRESIK – Dr. Eka Ananta Sidharta resmi dilantik sebagai Rektor Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) periode 2025–2030. Ia menggantikan rektor sebelumnya yakni Prof Herman Sasongko.
Prosesi pelantikan berlangsung khidmat di Gedung PPS Semen Indonesia, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Kamis (11/9/2025).
Dalam kepemimpinannya, Eka bertekad mewujudkan pendirian Fakultas Kedokteran di UISI. Tekad tersebut sejalan dengan harapan Pengurus Semen Indonesia Foundation (SIF) dan Semen Indonesia (SIG).
Ketua Pengurus SIF, Effnu Subyanto menilai UISI memiliki potensi besar untuk membangun Fakultas Kedokteran karena sudah didukung keberadaan RS Semen Gresik yang berakreditasi B paripurna.
“Ini mimpi besar kita, UISI harus segera punya Fakultas Kedokteran. Kita sudah punya rumah sakit yang membanggakan, tinggal bagaimana melangkah konkret agar rencana ini segera terwujud,” kata Effnu.
Direktur Human Capital SIG, Hadi Setiadi menegaskan komitmennya untuk mendukung penuh pengembangan UISI. Dukungan itu diwujudkan dengan membangun link and match antara dunia industri dan akademik.
Selain itu, SIG juga menyiapkan skema beasiswa bagi karyawan berprestasi untuk menempuh pendidikan di UISI. "Langkah ini diharapkan mampu memperkuat sinergi antara SIG dan UISI dalam mencetak sumber daya manusia unggul," ucapnya.
Sementara itu, Rektor UISI Eka Ananta Shidarta menyambut baik harapan tersebut. Ia menegaskan bahwa rencana pendirian Fakultas Kedokteran akan menjadi salah satu prioritas di masa kepemimpinannya.
"Insyaallah akan kami wujudkan. Tentu dibutuhkan dukungan berbagai pihak agar cita-cita ini berjalan dengan baik. Terima kasih atas doa dan kepercayaannya," ujarnya.
UISI sendiri ke depan ingin menegaskan identitas sebagai industrial university. Salah satu langkahnya adalah dengan menerapkan 25 persen pembelajaran yang diampu praktisi dari SIG.
“Lulusan UISI tidak hanya memiliki kemampuan akademik, tetapi juga keterampilan praktik yang mumpuni. Kurikulum akan kami sesuaikan agar mahasiswa siap menghadapi tantangan dunia kerja,” terang Eka.
Di sisi lain, ia juga ingin memperkuat branding kampus dengan memanfaatkan gedung lama UISI sebagai ikon heritage. “Selain pengembangan akademik, identitas kampus juga penting. Gedung lama itu bisa menjadi branding image UISI ke depan,” tambahnya. (*)
Pewarta | : Akmalul Azmi |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |