TIMES GRESIK, GRESIK – Fakta mengejutkan bisnis umrah terungkap dari pengalaman PT Sutra Tour Hidayah. Perusahaan perjalanan haji dan umrah ini mengaku menjadi korban agen nakal yang merugikan banyak pihak, termasuk jemaah.

Owner Sutra Tour, H. Muhammad Shobur Sajad, menjelaskan modus yang digunakan sangat halus. Banyak calon jemaah dijanjikan harga murah, namun uang yang disetor ke travel resmi jauh lebih kecil dari biaya seharusnya.

“Misalnya jemaah membayar Rp35 juta, tapi agen hanya menyetor Rp27–28 juta. Sisanya diambil sendiri. Akhirnya kami terpaksa menyesuaikan pelayanan dengan budget yang masuk,” ujarnya, Rabu (1/10/2025).

Lebih parah, ada kasus di mana jemaah sudah melunasi biaya, namun agen hanya menyetor sebagian ke travel. Saat ditagih, agen kerap berkelit hingga hilang tanpa kabar. Bahkan, ada yang nekat pindah ke travel lain atau membuka usaha sendiri.

Travel Ilegal dan Harga Tak Masuk Akal

H. Shobur juga menyoroti maraknya travel umrah ilegal yang menawarkan harga jauh di bawah ketentuan Kementerian Agama (Rp26 juta). “Ada yang berani menawarkan Rp18–20 juta, bahkan promo tiga berangkat gratis satu. Itu jelas tidak masuk akal,” tegasnya.

Dalam catatan Sutra Tour, kerugian akibat praktik agen nakal mencapai Rp14 miliar dalam empat tahun terakhir. Para agen bermasalah tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Gorontalo. Ironisnya, sebagian besar adalah tokoh agama yang dipercaya masyarakat.

Tempuh Jalur Hukum

Atas kerugian tersebut, Sutra Tour menegaskan akan menempuh jalur hukum. “Kami tidak bisa tinggal diam. Ini bukan hanya soal kerugian perusahaan, tapi juga merugikan jemaah dan mitra lain. Harus ada efek jera,” kata H. Shobur.

Ia juga mengingatkan calon jemaah agar tidak mudah percaya hanya karena agen dikenal sebagai tokoh agama. “Pastikan travel berizin resmi dari Kemenag, cek legalitas PPIU atau PIHK, dan lakukan pembayaran langsung ke perusahaan, bukan perorangan,” pesannya.

Meski menghadapi persoalan serius, Sutra Tour menegaskan komitmennya memberikan pelayanan terbaik. Setiap bulan, perusahaan ini tetap memberangkatkan 800–1.500 jemaah dari berbagai daerah.

“Alhamdulillah, kepercayaan masyarakat masih tinggi. Kami ingin memastikan jemaah beribadah dengan khusyuk tanpa khawatir soal pelayanan,” jelas H. Shobur.

Menurutnya, pelayanan bukan hanya soal fasilitas, tetapi juga pendampingan ibadah mulai dari manasik hingga kepulangan. “Bagi kami, melayani jemaah adalah bentuk ibadah yang nilainya lebih besar dari sekadar bisnis,” ucapnya. (*)