TIMES GRESIK, PACITAN – Delapan mahasiswa STKIP PGRI Pacitan kini harus melepas zona nyamannya. Mereka tidak lagi duduk manis di kelas, mendengarkan dosen berbicara panjang lebar soal teori. Kini, mereka terjun langsung ke medan jurnalistik TIMES Indonesia Biro Pacitan.
Serah terima dilakukan dengan khidmat, tapi tetap ada ketegangan di udara. Maklum, dunia jurnalistik itu keras. Tidak cukup hanya paham teori, harus bisa menulis dengan cepat, akurat, dan tentu saja menarik.
Dosen Pendamping Lapangan (DPL), Bakti Sutopo, sadar betul akan hal itu. Dalam sambutannya, ia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada TIMES Indonesia yang bersedia menampung anak-anak didiknya.
"Pertama saya sampaikan terima kasih kepada TIMES Indonesia Biro Pacitan yang telah memberikan kesempatan kepada mahasiswa STKIP PGRI Pacitan untuk mengimplementasikan ilmunya dalam penulisan," ujarnya, Jumat (7/2/2025).
Ia kemudian menambahkan, selama ini mahasiswa sudah dijejali teori di kampus, tapi praktik di lapangan? Itu lain cerita.
"Mohon bimbingan dan arahan bagi mahasiswa kami. Mereka sudah paham teori, tapi praktik langsung di dunia jurnalistik masih perlu diasah," imbuhnya.
TIMES Indonesia, sebagai tuan rumah, tentu tidak tinggal diam. Kepala Biro TIMES Indonesia Pacitan, Rojihan, menyambut para mahasiswa dengan tangan terbuka.
"Kami berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada TIMES Indonesia sebagai tempat magang mahasiswa. Di sini, mereka akan belajar tentang teknik penulisan sesuai kaidah jurnalistik, wawancara, hingga pengambilan angle foto yang tepat," katanya.
Jangan bayangkan jurnalistik itu sekadar menulis berita lalu selesai. Ada tanggung jawab di dalamnya.
TIMES Indonesia sendiri mengusung konsep jurnalisme positif. Artinya, berita yang disajikan harus bisa menginspirasi, mendidik, dan membawa dampak baik bagi masyarakat.
Di TIMES Indonesia, para mahasiswa ini akan belajar lebih dari sekadar menyusun lead berita yang menggigit. Mereka harus terbiasa dengan ritme kerja cepat, berpikir tajam, dan tentu saja, siap mental menghadapi segala kemungkinan di lapangan.
Sebagai mahasiswa, mungkin mereka terbiasa dengan tugas yang bisa dikoreksi berkali-kali. Tapi di dunia jurnalistik, begitu berita tayang, tidak ada tombol "edit" untuk memperbaiki kesalahan.
Maka, selama magang ini, harapannya mereka bisa lebih lihai dalam menulis, lebih tangkas dalam berpikir, dan lebih berani dalam menghadapi kenyataan di lapangan. Dunia jurnalistik bukan hanya tentang menulis, tapi juga tentang keberanian, kejelian dan ketepatan.
"Semoga mahasiswa STKIP PGRI Pacitan dapat meng-upgrade kemampuan jurnalistiknya sehingga dapat bermanfaat bagi institusi maupun lembaga di masa depan," tutup Rojihan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Cicipi Medan Jurnalis, Mahasiswa STKIP PGRI Pacitan Magang di TIMES Indonesia
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |