TIMES GRESIK, GRESIK – Menyambut dan merayakan HUT ke-80 RI, warga Kabupaten Gresik, Jawa Timur, rela mengeluarkan biaya hingga ratusan juta rupiah untuk menghiasi kampung mereka dengan gemerlap lampu warna-warni.
Salah satunya terlihat di Dusun Biyodo, Desa Beton, Kecamatan Menganti. Kampung hias ini diserbu ribuan pengunjung yang datang untuk berjalan-jalan, berfoto, dan menikmati suasana meriah bernuansa merah putih.
Lampu hias terpasang di sepanjang jalan, membalut taman, gapura, dan berbagai ornamen. Tak hanya itu, terdapat miniatur Tugu Pahlawan, Jembatan Suramadu, patung Garuda dari rotan, hingga replika Bung Karno dan Bung Hatta yang menjadi perhatian.
Johar Abdullah, Kepala Dusun Biyodo mengatakan perispan menghias kampung itu sejak awal Juli. Para warga bergotongroyong dengan biaya swadaya.
“Warga menabung selama setahun, hasilnya sangat bagus dan memuaskan bahkan jadi daya tarik pengunjung, tidak hanya dari Gresik tapi juga luar daerah," katanya, Selasa (12/8/2025).
Warga, kata Johar menabung Rp40 ribu–Rp50 ribu per minggu. Jika ditotal, setiap kepala keluarga menyumbang sekitar Rp400 ribu–Rp500 ribu. Per RT, biaya dekorasi bisa mencapai Rp10 juta–Rp25 juta, sedangkan total biaya hiasan di Dusun Biyodo hampir menembus Rp200 juta.
Menariknya, Dusun Biyodo dihuni warga yang memeluk tiga agama: Islam, Hindu, dan Kristen. Meski berbeda keyakinan, mereka tetap kompak dan saling toleransi dalam menyiapkan kampung hias ini.
“Di RT kami ada tiga agama. Kami sepakat membuat burung Garuda jaya sebagai simbol persatuan,” kata Suparlan, salah satu warga.
Kampung hias ini sudah tujuh kali digelar. Selain mempererat persaudaraan warga, keberadaannya juga memberi dampak ekonomi. UMKM warga setempat yang berjualan makanan dan minuman ikut merasakan lonjakan omzet.
Bagi pengunjung, tidak ada tiket masuk. Hanya dikenakan biaya parkir Rp5 ribu untuk motor dan Rp10 ribu untuk mobil.
"Mayoritas pengunjung mengetahui lokasi ini dari media sosial setelah viral," terangnya.
Tak hanya Dusun Biyodo, dua dusun lainnya di Desa Beton, yakni Dusun Bibis dan Dusun Beton juga ikut menghias kampung dengan konsep masing-masing. Anggaran swadaya per dusun bahkan bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Salah satu pengunjung Abdul Aziz mengaku terpukau. Siapa sangka, kampung yang awalnya biasa saja berubah menjadi wisata dadakan yang memiliki daya tarik. "Menurut saya ini keren, bahkan bagus untuk diabadikan dalam swafoto," ucapnya. (*)
Pewarta | : Akmalul Azmi |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |