TIMES GRESIK, GRESIK – Sajian bubur Suro yang merupakan kuliner tradisional terus dilestarikan sampai sekarang oleh SMP Mu'allimat NU di Gresik, Jawa Timur.
Tradisi turun temurun ini dilakukan SMP Mu'allimat sejak 1986. Filosofinya adalah berlabuhnya kapal Nabi Nuh yang terjadi di Bulan As-Syuro. Saat itu umat Nabi Nuh membuat sajian sebagai tanda syukur.
Kepala Sekolah, M. Syarifudin mengatakan, selain tradisi kegiatan ini dilakukan untuk mengenalkan siswa agar terampil memasak bubur suro.
"Lomba memasak bubur suro hasilnya bisa dimakan bersama setelah sebelumnya dinilai oleh para juri," katanya, Selasa (9/8/2022).
Para siswa dipersilakan mengkreasikan kreativitas mereka agar penganan dari beras itu lebih menarik saat disajikan.
Bubur Suro tersebut mereka kreasikan dengan topping mulai dari telur gulung, udang, kering tempe hingga daging sapi. Tak ketinggalan, buah delima, jagung, tomat, serta aneka sayur.
SMP Mu'allimat NU Gresik saat melestrikan memasak bubur suro (Foto: Akmal/TIMES Indonesia).
"Selain memasak juga mendongeng. Total ada 8 kelompok, satu kelompok empat siswa," ujar pria yang akrab disapa Arif.
Kasek Arif menyatakan, kegiatan memasak bubur Suro tersebut merupakan upaya melestarikan tradisi di puasa As-Syuro atau 10 Muharram.
"Ini untuk melestarikan tradisi. Melalui lomba menghias bubur Suro, anak-anak akan mengenal tradisi leluhur mereka," katanya.
Dia menilai, selain sebagai upaya melestarikan tradisi, lomba menghias bubur Suro juga salah satu cara untuk menumbuhkan kreativitas.
Hal ini dikarenakan, seluruh peserta didik di sekolah tersebut merupakan perempuan sehingga patut diasah kreativitas dalam memasak.
"Ini juga untuk merangsang siswi agar lebih kreatif dalam hal kuliner," imbuhnya menanggapi memasak bubur Suro yang terus dilestarikan SMP Mu'allimat NU Gresik. (*)
Pewarta | : Akmalul Azmi |
Editor | : Faizal R Arief |