https://gresik.times.co.id/
Berita

43 Persen Karhutla Dahsyat Terjadi dalam 10 Tahun Terakhir

Sabtu, 04 Oktober 2025 - 12:21
43 Persen Karhutla Dahsyat Terjadi dalam 10 Tahun Terakhir Foto yang disediakan oleh Organisasi Riset Ilmiah dan Industri Persemakmuran (CSIRO) pada 1 Juli 2022 menunjukkan kebakaran hutan di Australia. (Foto: CSIRO)

TIMES GRESIK, JAKARTA – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dahsyat kian meningkat secara global, dengan 43 persen dari bencana terburuk tercatat hanya dalam satu dekade terakhir. Studi terbaru yang dipimpin oleh Universitas Tasmania, Australia, menyebutkan perubahan iklim telah memperpanjang musim kebakaran, membuatnya lebih panas, lebih kering, dan lebih sulit dikendalikan.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science itu menganalisis data bencana global selama 44 tahun. Hasilnya, kerugian ekonomi akibat karhutla meningkat lebih dari empat kali lipat, sementara bencana fatal yang menelan korban 10 jiwa atau lebih melonjak tiga kali lipat sejak 1980.

“Ini bukan hanya kebakaran yang lebih besar. Ini adalah kebakaran di bawah kondisi cuaca ekstrem sehingga membuatnya tidak dapat dihentikan,” kata Calum Cunningham, peneliti Pusat Kebakaran Universitas Tasmania sekaligus penulis utama studi, Jumat (3/10).

Kerugian Ekonomi dan Dampak Fatal

Puncak kerugian tercatat pada 2018, dengan total nilai mencapai 28,3 miliar dolar AS (sekitar Rp470 triliun), lima kali lipat dari rata-rata tahunan selama empat dekade. Setengah dari seluruh bencana karhutla yang menimbulkan kerugian lebih dari 43 miliar dolar AS sejak 1980 terjadi hanya dalam 10 tahun terakhir.

“Kita sedang menyaksikan perubahan mendasar dalam cara karhutla memengaruhi masyarakat,” ujar Cunningham.

Wilayah Paling Rentan

Studi menemukan bahwa hutan tipe Mediterania di Eropa Selatan, California, Australia Selatan, dan Chile, serta hutan konifer di Amerika Utara bagian barat, mengalami karhutla dengan intensitas jauh di atas proporsi luas wilayahnya.

Separuh dari seluruh bencana terjadi dalam kondisi cuaca ekstrem paling parah yang pernah tercatat. Dibandingkan 1980, cuaca yang berpotensi memicu kebakaran parah meningkat dua kali lipat, kekeringan atmosfer naik 2,4 kali lipat, dan kekeringan ekstrem meningkat 3,4 kali lipat.

Sebagai salah satu pusat karhutla dunia, Australia mendesak perlunya strategi adaptasi komprehensif. Pendekatan ini mencakup penggabungan penanganan kebakaran tradisional dengan teknologi modern: mulai dari pengurangan bahan bakar hutan, peningkatan standar bangunan tahan api, hingga perencanaan evakuasi yang lebih matang.(*)

Pewarta : Rochmat Shobirin
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Gresik just now

Welcome to TIMES Gresik

TIMES Gresik is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.